Kemang Pratama, Bekasi-Indonesia gendukundul@gmail.com +62 813-1481-8283

Informasi Pariwisata Indonesia

Kamis, 31 Desember 2015

Tips Wisata Tahun Baru-an 2016 bagi Muslim

Pesta Kembang Api di Monas
Perayaan Tahun Baru di Monas Jakarta
Wisata Seru Indonesia - Setiap pergantian tahun Masehi, nyaris setiap jengkal tanah di bumi menjadi gaduh dengan berbagai kegiatan. Tanpa memandang status sosial, usia, dan agama, orang-orang seperti serempak mengadakan 'pesta' bersama-sama. Banyak yang berpendapat, "bebas berperilaku apa saja yang bikin hati senang nggak apa-apa, toh hanya sekali setahun."

Tidak bisa dipungkiri, langsung atau tidak, kita akan berada dalam suasana hingar-bingar ini. Sekalipun kita hanya berdiam diri di rumah, lingkungan sekitar tempat tinggal kita akan mengirimi kegaduhan suasana tahun baru tanpa kita minta.

Berikut adalah tips bagaimana seorang muslim menyikapi kondisi ini menjadi sesuatu yang menyenangkan, menjadi peristiwa wisata yang bermanfaat, tanpa terjebak dalam hingar-bingar tahun baru.

1. Tetap Bersama Keluarga

Usahakan semaksimal mungkin bersama keluarga inti sehingga kita tidak merasa was-was salah satu keluarga entah ada di mana pada malam tahun baru. Buatlah benar-benar sebagai kebersamaan keluarga yang berkualitas.

2. Tetapkan tujuan yang jelas dan kemampuan dompet kita

Jika keluarga mengajak keluar rumah pada malam tahun baru, maka diskusikan bersama mereka dan tetapkan tujuan yang jelas dan batas anggaran yang kita miliki. Jangan hanya asal keluar rumah tanpa tujuan yang jelas.

Pada perayaan tahun baru, sebetulnya hanya ada 3 peristiwa yang akan menyedot perhatian orang untuk bisa hadir di sana. Tiga peristiwa itu adalah matahari terbenam pada tanggal 31 Desember, pergantian hari pada pukul 00.00, dan terbitnya matahari pada tanggal 1 Januari. Diskusikan dengan keluarga dan ambil keputusan untuk memilih peristiwa mana saja yang akan kita kunjungi bersama-sama dan kosekuensinya terkait ibadah sholat.

3. Mendekat ke lokasi tujuan lebih awal dan perhitungkan waktu sholat

Misalkan dari hasil diskusi keluarga menetapkan mengunjungi wisata matahari terbenam di sebuah pantai. Usahakan kita sudah lebih awal (3 jam sebelum matahari terbenam) berada dekat dengan lokasi pantai tujuan, lebih baik lagi, jika lokasi itu bisa di capai dengan jalan kaki.

Ingatkan pada keluarga bahwa saat matahari terbenam itu akan bersinggungan dengan saat sholat maghrib yang bersamaan dengan keramain bahkan kemacetan jalan sehingga harus dipersiapkan segalanya dengan baik. Bukankan sholat magrib bisa dijamak karena di luar kota? Bagi yang berpendapat demikian silahkan, namun bagi saya pribadi, saya belum menemukan alasan yang tepat untuk menjamak sholat Maghrib di waktu Isa hanya karena 'menonton matahari terbenam'.

Anggaplah Anda sama seperti saya, malu sama Allah menjamak sholat magrib ke waktu Isa hanya gara-gara nongkrongin matahari terbenam, lakukan survey lapangan sebentar untuk mencari masjid atau mushola terdekat dari lokasi. Perkirakan berapa lama dari lokasi sampai ketempat sholat. Jika dalam perkiraan ternyata dari lokasi ke mushola terdekat tidak terkejar waktu sholat magrib, maka siapkan tikar atau alas untuk sholat serta mengetahui tempat berwudhu dan arah kiblat.

Hal di atas juga bisa diterapkan untuk mengunjungi tempat wisata matahari terbit. Perbedaannya, Kita harus sholat shubuh dulu dan tidak punya alternatif untuk menjamak. Terkait dengan sholat itu, jika pada saat melihat matahari terbenam konsentrasi kita pada 'setelah menikmati sunset', maka untuk wisata sunrise kita konsentrasi pada sebelum menonton indahnya matahari terbit.

Agak sedikit berbeda jika pilihan utama adalah wisata pergantian tahun pada pukul 00.00. Tidak ada bentrokan waktu dengan waktu sholat wajib secara langsung. Walaupun demikian, sholat Isa lebih dulu sebelum berada di lokasi menjadi keharusan. Sulit bagi kita untuk melakukan sholat Isa jika sudah berada di lokasi. Keramaian pengunjung dan kondisi malam hari akan menjadi penghalang utama. Bahkan, dampak dari kemacetan ini bisa membuat kita kehilangan sholat subuh normal. Anda bisa jadi sholat shubuh di dalam kendaraan.

Pilihan menonton atraksi pergantian tahun pada pukul 00.00 memang tidak berbenturan langsung dengan waktu sholat namun dapat dipastikan jalanan menuju dan meninggalkan lokasi acara akan sangat ramai dan macet juga bising dengan suara terompat, klakson dan petasan. Jika Anda menyukai kondisi dengan suasana keramain seperti ini sebagai nilai 'wisata' yang menyenangkan bagi Anda, maka inilah alternatif terbaik wisata tahun baru Anda. Alternatif untuk menghindari keramaian jalan menuju "pesta rakyat" tetapi tidak ketinggalan puncak acara pergantian tahun pada pukul 00.00 dan kita memiliki dompet yang cukup tebal, carilah hotel-hotel yang menyelenggarakan pesta pergantian tahun yang meriah lalu kita memesan jauh hari sebelumnya untuk menginap di hotel itu.

Dari ketiga peristiwa menarik yang selalu dipadati pengunjung pada tahun baru, kita bisa memilih 2 acara atau 3 acara itu sekaligus jika mampu. Misalkan target utama adalah sunset maka pilihan tambahan bisa perayaan malam tahun baru atau sunrise atau bahkan ketiga-tiganya bisa kita kunjungi. Syarat utamanya adalah acara itu berada dalam satu wilayah yang tidak terpisah jauh. Kondisi jalanan yang macet harus benar-benar diperhitungankan sebab, bisa jadi, jarak 100m bisa kita tempuh dalam waktu 3 jam dengan kendaraan roda 4!

4. Disiplin dengan anggaran

Banyak yang terjebak dalam kondisi dan prasangka 'toh hanya sekali setahun' lalu lupa bahwa setelah tanggal 1 Januari masih ada hari-hari yang akan dilalui dan membutuhkan biaya. Karena itulah, Anda harus super ketat dan disiplin agar tidak tergoda untuk melanggar anggaran yang sudah ditetapkan bersama keluarga. Ingatkan pada anak-anak jika merengek minta ini dan itu di luar anggaran bahwa mereka telah komit dan janji tidak belanja di luar rencana.

5. Sedekahkan sebagian dari total biaya wisata

Ini sama sekali tidak terkait langsung dengan rencana dan teknis pelaksanaan wisata tahun baru. Namun demikian, hal ini sangat saya anjurkan agar kegiatan wisata menjadi berkah dan kita tetap dalam perlindungan-Nya. Minimal 2,5% dari total biaya wisata segera sedekahkan. Lebih banyak tentu lebih baik.

6. Pilihan terbaik yang menantang hati kita

Poin terakhir ini hanya sekedar tantangan yang sepertinya mudah Anda menangkan tapi cukup berat dilakukan. Wisata ini menutup tahun 2015 dengan cara yang berbeda. Sangat elegan dan pasti disukai Allah. Walaupun terkait dengan kesukaan Allah pada hambanya, saya tidak memberi alternatif menutup tahun 2015 dengan wisata kotemplasi di masjid-masjid mendekatkan diri pada Allah. Tentu saja wisata kotemplasi itu baik dan cobalah sesekali dengan keluarga.

Anggap pilihan ini sebagai 'permainan' akhir tahun. Setelah kita diskusi sambil bercanda dengan seluruh annggota keluarga untuk mengisi acara tahun baru dan telah ditetapkan tujuan serta anggarannya. Tunggulah  2 atau 3 hari setelah itu untuk diskusi kembali dengan mereka. Pada diskusi ini, sampaikan usulan Anda bahwa bagaimana jika acara tahun baru itu dibatalkan? Total seluruh biaya yang sudah di anggarkan tetap akan dikeluarkan tetapi semuanya disumbangkan untuk yatim piatu atau dhu'afa! Jadi, sampaikan kepada mereka bahwa acara jalan-jalan tahun baru diganti jalan-jalan ke asrama yatim atau mengunjungi dhu'afa untuk memberikan sumbangan.

Jangan memaksakan kehendak tentunya saat diskusi itu. Ikuti saja apa pun hasilnya nanti. Hasil diskusi itu, apakah wisata tahun baru tetap dilaksanakan atau menjadi sedekah untuk yatim dan dhu'afa, semuanya adalah 'nilai nyata' dari keluarga Anda terkait 'keiklasan'. Dari hasil itu tentu saja kita bisa berusaha untuk lebih baik di tahun depan dalam mengarahkan perahu layar keluarga menuju pelabuhan Allah.

Selamat tahun Baru 2016!

0 komentar:

Posting Komentar

Utamakan etika dan sopan santun dalam komentar

Populer