Kemang Pratama, Bekasi-Indonesia gendukundul@gmail.com +62 813-1481-8283

Informasi Pariwisata Indonesia

Kamis, 24 September 2020

Wisata Danau : Danau Sentani di Papua, Panaroma Surga di Timur Indonesia

Wisata Seru - Danau Sentani
Festival Danau Sentani
Wisata Seru di Danau Sentani - Destinasi wisata yang satu ini tidak terlalu jauh dari Bandara Sentani Papua. Beberapa maskapai penerbangan domestik yang berangkat dari Soekarno Hatta Jakarta akan tiba di Bandara Sentani sekitar pukul 08.00 waktu setempat. Dengan demikian, jika Anda berencana menjadikan Papua sebagai destinasi wisata, tempatkan Danau Sentani dalam urutan pertama kunjungan Anda ke Papua.

Danau sentani memilki luas sekitar 9.360 hektar dengan ketinggian 75 m-dpl. Keanekaragaman biota laut dan hewan-hewan endemik khas Papua serta pemandangan alamnya merupakan kekuatan Danau Sentani menarik wisatawan. Di samping hal itu, sejak tahun 2008 di Danau Sentani selalu di adakan acara tahunan yaitu Festival Danau Sentani. Karena itulah, sesuaikan rencana Anda berwisata ke Danau Sentani pada saat even itu di gelar.

Acara pokok dalam Festival Danau Sentani adalah Pergelaran Budaya, Pameran Seni Kerajinan Khas Papua, dan Wisata Sentani. Pada acara Pergelaran Budaya, kita dapat menyaksikan berbagai atraksi budaya seperti tari-tarian tradisonal, upacara adat, lomba dayung, anyam rambut keriting, dan pembuatan sagu secara tradisonal. Dalam acara ini, pengunjung juga dapat mencicipi berbagai makanan khas Papua yang disuguhkan seperti bubur sagu khas Papua yang biasa disebut papeda, bagea (kue sagu), dan sirih pinang yang menjadi kegemaran masyarakat Papua.

Pada pameran seni kerajinan, Noken menjadi barang kerajinan yang paling banyak memikat wisatawan. Noken adalah Tas khas Papua yang terbuat dari serat kulit kayu yang merupakan produk kerajinan handmade. Sementara itu, acara Wisata Sentani melibatkan hampir seluruh masyarakat Sentani dan sekitarnya untuk menyambut para wisatawan dan mengantar berkeliling danau, kota sentani, dan melihat kanal.

Apabila kunjungan wisata Anda ke Papua tidak bisa bertepatan dengan Festival Danau Sentani, jangan terlalu berkecil hati. Danau Sentani tidak akan surut menyuguhkan panorama indah, tradisi-budaya yang kuat, masyarakat yang ramah, dan keunikan kulinernya.

Berikut kegiatan wisata yang bisa dilakukan di Danau Sentani di luar Festival Danau Sentani:

Berenang
Anak-anak Suku Sentani sudah terbiasa bermain di Danau Sentani. Mereka biasanya berenang bebas di danau ini. Ikutilah jejak mereka dengan mencoba berenang di Danau Sentani. Uniknya, ada kebiasaan para ibu berenang sambil merokok.

Membuat Sagu
Sagu merupakan makanan pokok orang Papua. Anda bisa melihat langsung proses pembuatan sagu di Desa Abar. Pohon sagu dibelah dan diambil bagian-bagian tertentu. Lalu ditumbuk hingga halus dan diberi air. Hasil saringan inilah yang menjadi tepung sagu. Anda bisa turun tangan ikut membantu pembuatan sagu ini.

Menikmati Papeda
Papeda atau bubur sagu memiliki tekstur seperti lem. Ada teknis khusus untuk mengambil papeda. Coba pelajari dan ambil sendiri papeda. Lebih sedap disantap dengan lauk kuah kuning ikan gabus yang ditangkap di Danau Sentani.

Mencicipi Camilan Matoa
Matoa merupakan buah khas Papua. Anda hanya bisa menemukannya saat berkunjung ke Papua. Jika beruntung, di musim matoa, harganya terjangkau, mulai dari Rp 30.000. Rasanya unik seperti paduan rambutan dan lengkeng dengan selintasan aroma durian. Matoa biasa dijajakan di pinggir jalan atau di pasar tradisional.

Lukisan dari Kulit Kayu di Pulau Asei
Membeli lukisan kulit kayu. Di Desa Asei, masyarakat setempat mahir membuat lukisan di atas kulit kayu. Bahan pewarna menggunakan bahan alami. Sementara gambar yang ditorehkan adalah motif-motif khas Sentani seperti tifa dan legenda penunggang naga. Harga lukisan kulit kayu ini mulai dari Rp 5.000 tergantung besar lukisan.

Melihat Tifa Keramat
Di Desa Yobeh, salah satu kampung dari 24 kampung adat yang ada di Danau Sentani menyimpan beberapa cerita magis dan benda-benda keramat. Salah satunya adalah tifa atau gendang khas Papua. Tifa berumur 200 tahun ini terbuat dari kulit manusia dan bisa berbunyi sendiri. Konon, tifa berbunyi sebagai pertanda ada warga yang akan meninggal.

Menganyam Rambut
Orang Papua memiliki rambut keriting yang khas. Perempuan-perempuan Papua terbiasa mengepangnya sedemikian rupa sesuai pola-pola tertentu. Rambut dikepang mulai dari pangkal rambut hingga ujung. Jika tertarik, cobalah minta bantuan perempuan Suku Sentani untuk mengepang rambut Anda.

Selama Anda berwisata ke Papua janganlah terlalu khawatir dengan masyarakat asli di sana. Mereka semua pada dasarnya ramah-ramah. Mereka tidak akan berlaku jahat kepada siapa pun selama mereka tidak di ganggu, dirusak alamnya, atau dicemooh budayanya. Coba dengar dan renungkan 2 bait akhir lagu Edo Kondolangit: "Hitam kulit keriting rambut aku papua, Biar nanti langit terbelah aku papua"

Selamat berlibur di Papua, tempat saudara kita juga, sebangsa dan setanah air Indonesia.

Kamis, 03 Agustus 2017

Tempat Wisata Sungai, Bamboo Rafting, Arung jeram ala Loksado

Arulin Yuuk - Kalau mau menonjolkan keindahan alamnya, mungkin Tempat Wisata Kalimantan Selatan akan kalah bersaing dengan Bali dan Sumatera Barat. Tapi jika berbicara mengenai tempat wisata sungai, propinsi ini sangat layak dipertimbangkan karena mempunyai daya tarik tersendiri.

Tempat Wisata Kalimantan
Bamboo Rafting di Sungai Amandit
Yang paling terkenal memang tempat wisata pasar terapung, bahkan hingga ke mancanegara. Sebenarnya di provinsi ini ada tempat wisata sungai lainnya yang sudah mendapat perhatian wisatawan, apalagi mereka yang menyukai tantangan pemacu adrenalin, yaitu Bamboo Rafting di Sungai Amandit yang terletak di tempat wisata Loksado, sebuah kecamatan yang meliputi beberapa desa seperti Tanuhi dan Malino. Lokasi ini berjarak 165 kilometer dari Banjarmasin atau 40 kilometer dari Kandangan ke arah timur.

Bamboo Rafting oleh penduduk setempat disebut dengan Balanting Paring yang berarti rakit bambu. Bisa dikatakan kalau kegiatan ini sama dengan berarung jeram, tapi dengan menggunakan rakit bambu yang terbuat dari beberapa batang bambu – biasanya berjumlah 16 – yang diikat menjadi satu. Uniknya adalah rakit ini hanya dipakai sekali saja karena setelah sampai di hilir, tidak memungkinkan untuk membawa rakit tersebut kembali ke hulu sungai.

Arung jeram ala tempat wisata Loksado ini menempuh jarak sejuah kira-kira 12 kilometer yang dimulai dari dermaga Loksado dan berakhir di Desa Tanuhi. Dibutuhkan waktu setengah jam untuk menempuh jarak itu melalui jalan darat. Tetapi dengan berarung jeram di atas rakit bambu, bersiaplah menaklukkan aliran sungai yang lumayan deras serta berbatu-batu itu dalam waktu tempuh dua setengah jam.



Jarak sepanjang 12 kilometer itu memang tidak semuanya berarus deras, jadi keahlian joki rakit sangat dibutuhkan untuk mengarahkan rakit agar tidak membentur batu. Di beberapa bagian sungai bahkan ada arus yang sangat kecil dan dangkal yang membuat rakit susah bergerak. Perlu usaha tambahan agar rakit kembali bergerak mengikuti aliran sungai. Di bagian sungai yang seperti ini, para wisatawan berkesempatan untuk menceburkan diri dan berenang atau menikmati pemandangan alam di sepanjang sungai Amandit. Pemandangannya berupa bukit dengan deretan pepohonan yang hijau, sangat alami dan asri. Terlihat juga ladang-ladang penduduk yang ditanami pohon karet dan kayu manis. Beberapa ladang ada juga yang ditanami dengan tanaman hortikultura. Dan tentu saja, pemadangan akan lebih banyak didominasi oleh deretan hutan bambu yang merupakan jenis tanaman yang mudah tumbuh dan tidak memerlukan perawatan khusus.

Kesiapan fisik memang sangat dibutuhkan saat berarung jeram, apalagi yang menggunakan rakit bambu. Dengan arus deras di sungai yang berbatu-batu, rakit bergerak liar menyusuri Sungai Amandit. Menjaga keseimbangan badan mutlak dilakukan kalau tidak ingin tercebur ke sungai. Di beberapa bagian sungai yang berarus deras, rakit bambu bisa bergoyang-goyang tak terkendali seolah ingin menjatuhkan siapapun yang berada di atasnya. Tapi untunglah, setiap rakit dikendalikan oleh seorang joki yang menggunakan sebatang galah bambu untuk mengatur rakit melewati jeram dan bebatuan.

Kegiatan Bamboo Rafting ini sendiri bermula dari kebiasan masyarakat setempat yang menjual batang-batang bambu ke kota. Berhubung minimnya alat transportasi untuk mengangkut bambu-bambu tersebut, mereka memakai akal dengan mengikat bambu-bambu jualannya menjadi satu. Satu ikatan bisa berjumlah 50 sampai 70 batang bambu. Kemudian bambu itu mereka naiki menuju Kota Kandangan.

Dibutuhkan dua hari perjalanan untuk membawa bambu sebanyak itu melalui sungai, sementara perjalanan darat hanya menghabiskan waktu sekitar dua jam. Biasanya mereka sekaligus membawa hasil bumi lainnya yang juga akan dijual di kota. Hasil kebun seperti karet dan kayu manis ditumpuk di atas bambu, dan dibawa saat air Sungai Amandit mengalami pasang sehingga batu-batu sungai tidak terlalu mengganggu perjalanan mereka. Melihat kebiasaan tersebut, wisatawan kemudian banyak yang ingin merasakan serunya bertualang menyusuri sungai Amandit di atas bambu-bambu.

Sekarang sudah banyak fasilitas yang dibangun untuk mendukung jenis wisata ini, dengan tujuan agar wisatawan betah berlama-lama di tempat wisata Loksado. Hotel, pondok-pondok wisata, dan restoran sudah jamak dijumpai. Hal ini membawa nilai positif juga karena petani bambu tidak lagi hanya mengandalkan penghasilan dari berjualan bambu saja, tetapi mendapat uang tambahan dengan menjadi joki Bamboo Rafting.

Untuk menikmati petualangan Bamboo Rafting dari tempat wisata Loksado ke Tanuhi, wisatawan harus membayar Rp 200.000, sementara rute Loksado ke Muara Hatip biayanya sebesar Rp 300.000.  Dan jika tertarik untuk merasakan perjalanan dua hari dari Loksado ke Kandangan melalui sungai, wisatawan harus membayar dengan sistem borongan, dan rute ini hanya tersedia di bulan Desember, saat debit air Sungai Amandit melimpah ruah.

Wisatawan yang membawa kendaraan pribadi, sebaiknya kendaraannya disiapkan untuk menjemput di hilir sungai. Sementara bagi wisatawan yang tidak membawa kendaraan, tidak perlu khawatir karena di Desa Tanuhi terdapat banyak sekali pengojek sepeda motor yang bisa dibayar untuk mengantarkan kembali ke hulu sungai yaitu Dermaga Loksado.

Sebelum mengikuti kegiatan Bamboo Rafting ini, ada baiknya jika terlebih dahulu membungkus telepon sesuler dan dompet dengan plastik. Jika berniat memotret, sebaiknya membawa kamera tahan air. Dan agar perjalanan semakin nyaman, lebih baik ditemani seorang pemandu.

Tempat Wisata Alam Alas Purwo

Arulin Yuuk - Para wisatawan yang berkunjung ke Alas Purwo akan disambut sebuah pesan bijak, "Alam itu pasrah kepadamu" yang tertulis disebuah papan. Pesan singkat ini tentu sebagai 'reminder' kepada umat manusia bahwa kelestarian dan kerusakan alam sangat tergantung dari perbuatan manusia sendiri terhadap alam. Alas Purwo merupakan salah satu hutan tropis di Pulau Jawa yang masih Natural.


Alas Purwo memiliki Padang Rumput (Savana) yang luasnya mencapai 80 Ha di sektor Sadengan. Padang Rumput ini menjadi sumber makanan dan tempat hidup berbagai binatang. Banteng (bos javanicus), Babi Hutan (sus scrofa), Rusa (cervus timorensis), Kijang (muntiacus muntjak), Ajag (cuon alpinus), Macan Tutul (panthera pardus) adalah sebagian dari satwa liar yang, jika beruntung, bisa disaksikan wisatawan. Tentu menjadi pengalaman menarik dan langka jika kita beruntung menyaksikan perilaku satwa-satwa liar itu hidup di habitatnya secara langsung.

Agar kita tidak terlewat moment penting dalam memperhatikan satwa, maka sebaiknya wisatawan membekali perlengkapan wisata dengan kamera dan Teropong. Pada sore hari di Sadengan, bisa jadi wisatawan beruntung menyaksikan hewan-hewan tersebut sedang mengais makanan di padang rumput. Dari pos pemantauan satwa yang berbentuk gubuk dengan tiga lantai, wisatawan bisa melihat secara langsung satwa liar dari ketinggian.

Ada sebuah mitos yang sangat diyakini oleh masyarakat, jika ada yang berani merusak Alas Purwo maka dia akan mendapatkan bala dikemudian hari. Karena itulah, di gerbang masuk sektor Rowo Bendo tertulis ”Jangan Tinggalkan Apapun kecuali Telapak Kaki dan Jangan Mengambil Apapun kecuali Foto”
Di sektor timur ini terdapat beberapa goa diantaranya yaitu Goa Istana, Macan, Sendang Srengenge, Padepokan, dan Putri. Keberadaan Goa ini banyak digunakan para pencari ilmu (laku) untuk mendalami ilmu-ilmu spiritual dan kedigdayaan. Tanaman bambu mendominasi sektor ini dengan luas mencapai 40% dari total luas hutan. Sementara itu, di sektor barat yang dekat pantai, banyak terdapat hutan bakau terutama di segoro anakan.


Alas Purwo dapat kita capai dalam waktu 1 jam perjalan dari Kota Banyuwangi Jawa Timur. Sepanjang perjalanan dari Banyuwangi ke Kecamatan Tegaldlimo akan melalui hutan buatan yang menjadi zona penyangga Taman Nasional Alas Purwo. Setelah membayar tiket masuk yang harganya sangat terjangkau, 1 km pertama ke arah Timur wisatawan dapat melihat bangunan yang digunakan umat Hindu melakukan upacara Pagerwesi (upacara keagamaan umat hindu yang dilakukan periodik setiap 210 hari).

Selasa, 26 Juli 2016

Tempat Wisata: Pesona Raja Ampat

Banyak yang masih salah kira bahwa Raja Ampat adalah satu obyek tempat wisata yang terdiri dari empat pulau bak batu timbul dengan beberapa atraksi: menyelam, snorkeling, dan berjalan dari pulau-ke-pulau. Padahal tidak. Raja Ampat adalah nama kabupaten yang ada di Provinsi Papua Barat. Posisinya ada di ‘kepala burung’ Pulau Papua, terdiri dari hamparan 1.846 pulau berpenghuni maupun tidak, dengan luas wilayah 4,5 juta hektar.

Tempat Wisata Raja Ampat
Pemandangan Menarik di Pulau Misool Raja Ampat

Masyarakat membagi wilayah Kabupaten Raja Ampat jadi dua: utara dan selatan. Di bagian utara, ada satu pulau terbesar di kabupaten ini: Pulau Waigeo. Di pulau inilah ibu kota kabupaten, Kota Waisai, berada.

Selain Waigeo, ada tiga pulau besar di Kabupaten Raja Ampat yakni Batanta, Salawati, dan Misool. Hanya Pulau Misool yang berada di wiayah selatan.

Kabupaten Raja Ampat dimekarkan tahun 2003. Namanya mulai tersohor tahun 2007-an karena wilayah Wayag muncul di layar kaca. Wayag adalah wilayah terjauh, letaknya berada di ujung barat-laut batas kabupaten.

Tak hanya karena media, Raja Ampat dikenal karena kekayaan biota lautnya. Ada lebih dari 1.320 spesies ikan karang dan lebih dari 540 atau tiga perempat dari jumlah koral keras (hard coral) di dunia ada di Raja Ampat. Sederhananya, Raja Ampat adalah tempat menyelam terkaya dan terindah di dunia.

Menjangkau Raja Ampat

Ina, penjaga stand Tempat Wisata Raja Ampat di Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2015 menjabarkan cara menuju ke Kabupaten Raja ampat. Akses paling populer adalah melalui Pelabuhan Usaha Mina atau Pelabuhan Pelayaran Rakyat, keduanya ada di Sorong. Dari sana, setiap hari ada feri yang berangkat ke Waisai.

“Hari Senin, Rabu, Jumat, ada dua kali perjalanan, jam 9 pagi dan jam 2 siang. Sementara sisanya hanya satu kali keberangkatan, jam 2 siang,” jelas Ina yang juga Kabid Promosi Kabupaten Raja Ampat.

Ada dua kelas yang disediakan dalam feri: ekonomi dan VIP. Kelas ekonomi dapat diperoleh seharga Rp 130.000 sementara untuk kelas VIP diberi harga Rp 230.000.

Dari Sorong, bisa juga langsung ke Pulau Misool. Ada kapal penumpang umum yang berangkat setiap hari Rabu. Sementara untuk rute Misool-Sorong, kapal berangkat setiap Sabtu.

Kota Sorong terletak di Papua Barat. Bandar udaranya bernama Domine Eduark Osok. Penerbangan dari Sorong ke Waisai tersedia melalui Susi Air. Pesawat berangkat setiap hari Senin dan Jumat pukul 08.30. Semenara untuk rute sebaliknya, berangkat pukul 11.00. Harga tiket berkisar Rp 360.000 untuk sekali jalan dengan lama penerbangan 30 menit.

Penerbangan Jakarta-Sorong sebagian besar harus transit di Makassar, Sulawesi Selatan. Hanya Garuda Indonesia yang memiliki penerbangan langsung Jakarta-Sorong dengan lama penerbangan 4 jam 10 menit. Selain Garuda Indonesia, maskapai yang memiliki destinasi Sorong di antaranya Sriwijaya Air, Lion Air, Wings Air, dan Express Air. Harga tiket rata-rata Rp 4-5 juta untuk sekali terbang.

Transportasi

Untuk mengelilingi Tempat Wisata Raja Ampat diperlukan feri atau perahu cepat (speed boat). Sewa satu perahu cepat berkisar dari Rp 15-17 juta per hari, sudah termasuk pemandu. Sementara untuk bahan bakar per liter dihargai Rp 15.000.

Untuk destinasi-destinasi yang dekat seperti Gugusan Painemo atau sekadar ke Teluk Kabui, dibutuhkan 200-400 liter. Sementara untuk ke Wayag yang menjadi ikon Raja ampat, bisa menghabiskan sampai 1 drum bahan bakar. “Saya tidak tahu itu berapa liter, tapi satu drum, dan itu cukup mahal kalau satu orang,” jelas Kak Ina - sapaan akrab Ina.

Sementara untuk kendaraan dalam kota, harus menyewa mobil atau naik ojek. Tarif ojek berkisar Rp 20.000 hingga Rp 75.000. Untuk sewa mobil bisa dikenai harga Rp 900.000 per hari sudah termasuk sopir.

Tempat Wisata Raja Ampat
Salah Satu Dermaga Menarik di Raja Ampat

Destinasi Wisata

Jika ingin berkunjung ke Tempat Wisata Raja Ampat, harus memiliki Pin Raja Ampat. Pin ini dapat dibeli di Tourist Information Center di Sorong atau Waisai. Pin ini akan berlaku selama satu tahun dengan harga Rp 250.000 untuk WNI dan Rp 500.000 untuk WNA.

Wilayah utara memiliki banyak pilhan wisata pulau-ke-pulau dan menyelam. Pemandangan yang sering dilihat di brosur dan televisi? Itu adalah gugusan pulau di Wayag. Jaraknya sekitar 3-4 jam perjalanan dari Waisai. Kemudian masih harus mendaki 30 bukitnya. Dari puncak bukit inilah pemandangan indah itu dapat dilihat.

Atraksi wisata serupa Wayag juga dapat dinikmati di Painemo. Jaraknya lebih dekat dari Waisai, sekitar dua jam dengan perahu cepat. Pengunjung perlu mendaki bukit selama 20 menit untuk menikmati pemandangan pulau-pulau kecil di bawah.

Jika suka menyelam, Teluk Kabui bisa jadi tempat memulai, bukan karena ini tempat yang paling indah, tapi karena airnya cenderung lebih tenang untuk pemula. Semua tempat bawah laut di Raja Ampat indah.

Sementara atraksi menarik lain yang dapat diikuti adalah menyaksikan burung Cendrawasih menari. Burung-burung ini hanya menari di pagi hari, dan sangat peka dengan bebauan. Jadi, jika ingin menyaksikannya, hindari menggunakan bebagai minyak dari minyak wangi sampai minyak angin.

“Jangan pakai wewangian nanti dia tidak datang,” jelas Kak Ina.

Atraksi menyaksikan burung Cendrawasih ini dapat diikuti di Desa Sawingrai di Pulau Gam dan Saporken. Berangkat subuh, karena jarak tempuh dari Waisai ke Sawingrai sekitar satu jam. Jika terlambat burung ini sudah berhenti menari.

Destinasi Tempat Wisata bagian selatan hampir terpusat di Pulau Misool. Kunjungi Bukit Harfat Jaya Dapunlol untuk mendapat pengalaman serupa Wayag dan Painemo. Bedanya, tak ada pemandangan pantai di bagian bawah, dan tak bisa memandang sejauh 360 derajat, karena bagian belakang terhalang pepohonan.

Atau ada tebing Sumalelen dan Sumbayo. Kedua tebing ini menyimpan lukisan berusia 10.000 tahun dengan gambar tangan, ikan, dan simbol-simbol unik berwarna merah.

Ada juga tempat wisata danau ubur-ubur Lenmakana dan Karawapop, Goa Wanita Murung, dan Goa Keramat. Berbagai pantai dan laguna juga ‘berserakan’ seperti Laguna Balbulol, Laguna Yapyap, Pantai Farondi,  dan Pantai Namlol.

Tips

Biaya yang mahal memang kendala terbesar untuk ke Tempat Wisata Raja Ampat. Untuk itu Ina menyarankan wisata berkelomok yang terdiri dari 5-8 orang. Beberapa  situs juga menyarankan hingga 10 orang, tapi Ina memiliki alasan mengapa hanya sampai 8 orang.

“Perahu terkecil di Tempat Wisata Raja Ampat yang harganya paling murah, memiliki kapasitas maksimal 8 orang,” jelasnya.

Selain itu penginapan juga memiliki kapasitas 2-4 orang (genap). Maka, jumlah 8 orang akan cukup untuk menutup akomodasi.

Ina juga menyarankan untuk aktif bertanya pada pemandu dan sopir feri atau perahu cepat. Berbagai tempat seringkali meminta tip lebih. Pergilah bersama pemandu untuk menghindari hal-hal tak nyaman seperti ini.

Selama di kota, gunakan busana yang sopan. Masyarakat belum terbiasa melihat bikini di tengah kota. Jika melanggar sanksinya beragam dimulai dari teguran.

Waktu terbaik

Oktober-April adalah waktu terbaik berkunjung ke Tempat Wisata Raja Ampat karena ombak tak terlalu besar. Mei sampai pertengahan juni dan dua minggu terakhir di bulan September juga ombaknya masih bisa dihadapi

Senin, 25 Juli 2016

Cagar Alam Pulau Kaget

Monyet berhidung panjang atau dikenal sebagai bekantan adalah primata unik Kalimantan. Hewan tersebut merupakan penghuni asli hutan Borneo dan salah satunya dapat Anda temui di Cagar Alam Pulau Kaget, Kecamatan Tabunganen, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan. Pulau Kaget berada dekat dengan Banjarmasin, Ibu Kota Kalimantan Selatan. Pulau Kaget bisa ditempuh dengan speed boat selama lima belas menit. Bisa juga memilih transportasi lain yaitu “klotok” kapal kayu tradisional. Perjalanan menggunakan klotok memakan waktu sekira satu jam setengah.

Sekelompok kera berbulu keemasan dengan hidung panjang merah muda dan perut buncit sekelebat melompat dari satu dahan ke dahan yang lain di pohon yang tinggi. Hewan ini berbunyi nyaring dan cukup untuk membuat burung-burung berterbangan. Dari sekian banyak sensasi menyambangi hutan lebat Kalimantan maka bekantan adalah hewan yang akan membuat Anda terkagum. Temukan mereka di habitat aslinya seperti di Pulau Kaget.
Cagar Alam Pulau Kaget berada di dekat muara Sugai Barito yang mengalir melalui kota Banjarmasin. Pulau Kaget sendiri adalah pulau berbentuk delta yang dibentuk dari endapan lumpur yang timbul dari dasar sungai. Tanah subur pulau tersebut menyediakan mineral bagi berbagai vegetasi yang membentuk hutan lebat dan menjadi menjadi habitat beragam satwa liar nan unik.

Tidak ada data resmi yang menceritakan mengapa pulau ini dinamakan sebagai Pulau Kaget. Akan tetapi, argumentasinya diambil dari sensai mengagetkan ketika memasuki pulau tersebut karena disambut oleh suara riuh ratusan bekantan di atas pepohonan lebat. Pulau yang memiliki luas sekira 85 hektar itu dibentuk sebagai cagar alam pada 1976 menyusul penegasan dari Kementerian Kehutanan.
Cagar Alam Pulau Kaget
Bekantan (monyet berhidung panjang)
Bekantan merupakan satwa yang dilindungi di tempat ini sekaligus menjadi daya tarik utamanya. Itu karena monyet jenis ini hanya bisa ditemukan di Pulau Kalimantan saja. Memiliki nama latin Nasalislarvatus, masyarakat lokal menamakannya sebagai bekantan atau Kera Belanda karena memiliki hidung merah besar dan panjang serta perut buncit. Bekantan dikenal sebagai salah satu spesies monyet terbesar asli Asia.

Dalam daftar Appendix I CITES, bekatan dianggap sebagai primata yang hampir punah. Total jumlah Bekantan saat ini telah menurun lebih dari 50% dalam kurun waktu 36 sampai 40 tahun hingga 2008. Penurunan jumlah ini diakibatkan perburuan yang sedang berlangsung di beberapa daerah. Sejak tahun 1990, monyet Bekantan telah ditetapkan sebagai ikon Provinsi Kalimantan Selatan. Bekantan juga menjadi maskot dan ikon dari sebuah taman rekreasi terbesar di Indonesia yaitu Taman Impian Jaya Ancol

Selain di Cagar Alam Pulau Kaget, bekantan juga bisa ditemui di berbagai taman nasional lainnya di Kalimantan seperti di Taman Nasional Danau Sentarum, Taman Nasional Gunung Palung, Taman Nasional Kutai, Mondor, Taman Nasional Tanjung Puting dan juga sepanjang aliran Sungai Wain yang terletak di dekat Balikpapan, Kalimantan Timur.

Selain Bekantan, cagar alam ini juga menjadi rumah bagi kera ekor panjang (Macaca fascicularis), lutung  (Presbitis cristata), dan berbagai jenis burung termasuk juga parkit (Psittacula alexandri), elang bondol (Haliadus indus), kingfisher (Halcyon choris), elang laut (Inchthyophaga inchtyootus), sertamasih banyak yang lainnya. Di sini juga menjadirumah bagi vegetasi penting yaitu mangrove, rambai, nipah, bakung, api-api, pandan, dan jeruju.

Wisata Fauna: Lebih Dekat Mengenal Buaya di Teritip

Pengkaran Buaya Teritip
Penangkaran Buaya di Teritip
Wisata Seru Indonesia - Penangkaran Buaya ini terletak di Kelurahan Teritip dengan luas areal 5 ha. Jumlah buaya yang ada di penangkaran ini berjumlah 3.000 ekor yang terdiri dari tiga macam jenis, yaitu Buaya Muara, Buaya Supit dan Buaya Air Tawar. Tempat ini terbuka untuk umum setiap hari dari pukul 08.00 – 17.00. Lokasi ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua atau empat, juga dengan kendaraan umum yaitu angkutan kota No. 7 dengan jarak 27 km dari pusat kota Balikpapan.

Letaknya tak jauh dari Pantai Manggar, yang merupakan salah satu obyek wisata favorit di Balikpapan. Lokasi penangkaran tersebut berada di Jl Mulawarman No 66, Desa Teritip, Kecamatan Balikpapan Timur. Penangkaran Buaya Teritip hanya berjarak sekitar 28 kilometer dari pusat kota Balikpapan.

Penangkaran Buaya Teritip merupakan penangkaran buaya yang memiliki jumlah buaya paling banyak di Kalimantan Timur. Saat ini terdapat lebih dari 1.450 ekor buaya yang ditangkar, terdiri dari buaya muara (Crocodylus porosus) yang paling dominan dan dua jenis buaya langka, yaitu buaya air tawar (Crocodylus siamensis) dan buaya supit (Tomistoma segellly). Ribuan buaya ini ditangkar dalam puluhan kandang di areal seluas 5 hektar.

Kandang buaya dibagi atas 4 kategori, yaitu kategori anakan, penggemukan, remaja dan induk. Penangkaran ini dikelola oleh pihak swasta yaitu CV. Surya Raya sejak tahun 1993. Setiap pengunjung dikenakan biaya Rp.15.000 per orang, dan bisa dikunjungi setiap hari, Senin-Minggu pukul 08.00-17.00 WITA

Selama ini buaya dikenal sebagai hewan yang liar, buas, dan berbahaya. Di Penangkaran Buaya Teritip, pengunjung bisa melihat secara dekat gerak-gerik hewan amfibi tersebut. Pengunjung dapat langsung memberikan makan berupa ikan dan ayam hidup kepada buaya yang ditangkar. Saat buaya-buaya berebut makanan, menjadi hal yang menarik perhatian pengunjung. Kalau jadwal pemberian makan buaya hanya dua kali dalam seminggu. Tapi, pengunjung bisa membeli satu ekor ayam seharga Rp 10.000 dan langsung memberikan makan kepada buaya-buaya yang ditangkar.

Selain melihat proses pemberian makan buaya, pengunjung juga bisa menikmati wisata satwa lainnya, yaitu menunggang dua gajah Lampung yang ada di kompleks penangkaran buaya. Sebagai suvenir, bisa diperoleh berbagai cinderamata berbentuk buaya.

 

Minggu, 24 Juli 2016

Wisata Pulau: Pulau Tagalaya Surganya Para Penyelam

tempat wisata pantai pulau tagalaya
Dermaga Pulau Tagalaya
Wisata Seru Indonesia - Dengan menggunakan perahu tradisional ketinting dari pelabuhan Tobelo, Pulau Tagalaya dapat dicapai dalam waktu sekitar 30 menit. Selama perjalanan itu, wisatawan dapat menikmati panaroma gunung Dukono dari lautan dan memandang tebaran pulau-pulau kecil sepanjang perjalanan seperti Pulau Kakara Kecil dan besar, Pulau Tupu-tupu, Pulau Kolorai, dan Pulau Meti. Jangan lupa memandang ke bawah air yang jernih tembus ke dalam lautan, kita akan melihat ikan-ikan cantik berenang kian kemari dan tentakel bunga karang yang melambai-lambai.

Sesampainya di pantai Pulau Tagalaya, hamparan pasir putih bagaikan karpet yang digelar menyambut para pengunjung. Daya tarik Pulau Tegalaya selain pasir putih yang mengeliling pulau adalah terumbu karang dan aneka biota laut yang dapat dilihat pada kedalaman 2-10 meter. Menurut cerita para pencinta diving, kondisi terumbu karang dan biota laut di perairan Tagalaya relatif masih dalam kondisi yang baik. Belum banyak ditemukan kerusakan-kerusakan akibat ulah para penyelam nakal.

Di ujung bagian utara pulau terdapat bebatuan karang yang tersebar. Hutan bakau di pantai dan pepohonan di bukit-bukit memberikan sentuhan warna hijau yang mampu memberi kesan damai dan tenang pada siapa saja yang melihatnya. Pulau ini juga menyimpan keunikan dengan adanya danau air tawar yang bisa kita ekplorasi lebih jauh. Untuk maksud ini, pastikan Anda ke sana pada pagi hari. Selepas siang hari, air di sini akan surut. Ketenangan di daratan pulau ini seolah seirama dengan arus laut tenang disekitar pulau dan kejernihan airnya yang seperti tembus sampai ke dasar lautan. Karena itulah, Berenang di pulau ini juga merupakan aktivitas yang sangat digemari para pengunjung, karena air lautnya tidak terlalu dingin dan hanya sedikit ombak, sehingga nyaman untuk berenang.

Pulau Tagalaya di Tobelo adalah surga bagi para pecinta dunia bawah laut. Para penyelam lokal dan manca negara sudah banyak yang mulai mengenal salah satu surga bawah laut di Indonesia yang dimiliki Tagalaya. Jarak yang tidak terlalu jauh dari Tobelo menjadi alasan mereka yang memilih menyelam di perairan Tagalaya. Sebagai orang yang bukan penyelam, kita hanya mampu menitipkan pada mereka agar betul-betul menjaga kelestarian surga itu.

Wisata Pantai: Pulau Kambing Tanjung Bira Memanjakan Para Penikmat Bawah Laut

Wisata Seru Indonesia - Pulau kambing ini sungguh istimewa, selain pemandangan bawah laut yang indah, tebing-tebing terjal pada dinding pulau membuat pulau ini tampak eksotik. Pengunjung Pulau Kambing juga dapat menikmati keindahan panorama Pulau Kambing dengan menaiki bukit tebing terjal tersebut. Pengunjung akan melihat sisi keindahan yang berbeda ketika berada di atas tebing ini.

Pulau Kambing Tanjung Bira
Penyelam di Perairan Pulau Kambing
Ketika mendengar namanya, jangan berharap di pulau ini akan ditemui banyak kambing yang berkeliaran, karena ini hanyalah sekedar nama untuk sebuah pulau yang sangat eksotis berada tak jauh dari perairan Tanjung Bira.

Pulau Kambing, Tanjung Bira, Bulukumba, Sulawesi Selatan merupakan surga bagi para pecinta kegiatan diving dan snorkeling. Pulau Kambing yang jarak tempuhnya sekitar 20 menit dari Pantai Tanjung Bira ini keindahan bawah lautnya selalu menjadi idola dan idaman bagi para pecinta dan penikmat bawah laut. Air lautnya pun sangat jernih sejernih kristal.

Tempat Wisata Pantai Lainnya:
Tempat Wisata Pantai, Berlibur ke Kepulauan Derawan dan Nikmati Keindahannya
Tempat Wisata Pantai, Sejuta Keindahan Raja Ampat Papua Barat
Tempat Wisata Pantai, 2 Pantai Cantik di Papua yang Patut di Kunjungi
Tempat Wisata Pantai, Pulau Tagalaya Surganya Para Penyelam

Lokasi snorkeling biasanya berada di dekat tebing dengan kedalaman yang tidak terlalu dalam. Pemandangan di bawah memang luar biasa, lebih berwarna-warni tetapi arusnya lumayan kencang sehingga seringkali penyelam terombang-ambing di permukaan.

Jadi pengunjung harus lebih berhati-hati ketika snorkeling di spot ini karena konon katanya, di dekat perairan Pulau Kambing ini ada semacam air terjun di bawah laut yang menyebabkan arus dalam yang lumayan kuat, sehingga penyelam harus lebih berhati-hati karena arus yang deras.

Buat para penyelam, Pulau Kambing merupakan lokasi yang menjadi favorit, di sini ada beberapa dive spot dan sepertinya daerah ini merupakan daerah hiu dan tidak akan menutup kemungkinan penyelam akan menjumpai hiu-hiu di sekitar perairan ini.

Bagi para wisatawan yang hendak berwisata ke Tanjung Bira, jangan lewatkan keindahan Pulau Kambing ini. Mata Anda akan dibuat tercengang dan dimanjakan akan keindahan bawah lautnya yang sangat eksotis.

Populer